Pulau Padar; mantap jiwa!




Gili Padar (photo by Eto Tjeme)
Keinginan untuk mengunjungi Pulau Padar sudah dari 3 tahun lalu, setelah melihat postingan teman di facebook. Sekilas pulau ini sangat indah dengan bentangan yang unik seperti pulau-pulau eksotis di film-film Hollywood yang ada Archaeopteryx atau burung purba dari kelompok Enantiornithes yang besar dan ganas, saya kemudian mencari beberapa referensi tentang pulau ini sampai akhirnya saya putuskan untuk melihat sendiri. 
Menaiki tangga selepas bibir pantai Gili Padar (photo by Eto Tjeme)
Saya kemudian mengontak Surya, sahabat saya LO/Liaison Officer dan juga seorang Tour Leader dari dolphintravelmate, salah satu biro perjalanan wisata internasional untuk wisata di Pulau Flores dan sekitarnya yang cukup terkenal karena pelayanannya yang prima dan lengkap untuk wisatawan lokal dan mancanegara (bisa kunjungi dolphintravelmate.com) dan kami sepakati untuk halfday trip ke Pulau Padar tanpa mampir lagi ke pulau-pulau lain semisal Pulau Komodo atau Pulau Rinca, karena memang tujuan saya hanya Pulau Padar. Tapi karena harga teman biayanya saya tidak cantumkan di sini, ingat ini harga teman yah, bukan harga yang berlaku untuk umum, hehehe kalau yang umum kunjungi web tersebut di atas.
Tambatan Perahu Gili Padar (photo by Eto Tjeme)
Karena satu daratan dengan tempat tinggal saya di Maumere maka saya gunakan sepeda motor untuk ke Labuan Bajo, Ibukota Kabupaten Manggarai Barat. Sekalian refreshing dan mengenang kembali sepanjang perjalanan belasan tahun silam di daratan Flores ini.
Pulau Padar terbesar ketiga dalam kawasan Taman Nasional Komodo (setelah Pulau Komodo dan Pulau Rinca). Selain Kampung di atas awan Waerebo yang sudah saya tulis trip ke sana kemarin, Pulau Padar juga sudah ditetapkan oleh UNESCO sebagai world heritage sites atau situs penting warisan dunia.
Tampak para wisatawan sedikit kelelahan menuju puncak Gili Padar (photo by Eto Tjeme)
Pulau ini dekat dengan Pulau Rinca dibandingkan ke Pulau Komodo, kita melewati Selat Lintah untuk ke Rinca dari Padar. Pulau Padar sendiri walau masuk dalam Kawasan Taman Nasional Komodo tapi tidak ada Komodonya (pernah dulu ada dan tertangkap kamera tapi setelah dicek dan diperiksa Komodo di foto itu tidak pernah ditemukan), dan juga Pulau Padar tidak dihuni sehingga tidak ada perumahan penduduk di sini.
salah satu tempat berteduh di Pos 2 Gili Padar (photo by Eto Tjeme)
Setelah 15 jam perjalanan dari Maumere saya tiba di Labuan Bajo. Kemudian menginap di Orange Hotel Kampung Ujung, pertimbangannya biar lebih dekat ke Pelabuhan Pelni tempat berlabuhnya kapal-kapal bagi wisatawan yang ingin mengunjungi situs Taman Nasional Komodo.
Salah satu sisi Gili Padar (photo By Eto Tjeme)
Setelah bincang-bincang dengan Surya, kami sepakat untuk keesokan harinya bertemu di pelabuhan jam 05.00 dan berangkat jam 05.30 agar setibanya di sana tidak terlalu panas. Butuh waktu sekitar 2,5 jam perjalanan menggunakan speedboat, sengaja agak lama dengan kecepatan yang hanya beberapa knot karena ingin menikmati perjalanan.
 
Jalur dakian yang licin dan cukup curam (photo by Eto Tjeme)
Sepanjang perjalanan menuju Padar, kita disuguhi gugusan pulau yang indah di perairan laut Manggarai Barat, sunrise yang keren dan angin laut pagi yang sejuk.
Setibanya di tambatan kapal (di Pulau Padar tidak ada pelabuhan khusus hanya jembatan apung dari Kapal ke pantai), saya diingatkan untuk makan pagi dulu karena untuk sampai puncak butuh tenaga ekstra. sekedar catatan sech bawa air mineral sebanyak-banyaknya ke puncak Padar, karena tak ada penjual minuman atau makanan seperti di tempat-tempat wisata lainnya, semakin siang semakin terik menyengat, bawa juga payung bagi yang kulitnya sensitif. Saya tak perlu payung karena memang sekalian niat kurangi lemak berlebihan sekitar perut hehe.
 
Wisatawan yang kembali ke tambatan kapal (photo by Eto Tjeme)
Untuk mencapai puncak Pulau Padar kita memang harus lalui tanjakan terjal dan cukup sulit dan licin, butuh stamina prima, tapi kalau sudah semangat maka rasa capek dan letih akan sirna. Kira-kira hampir satu jam perjalanan untuk bisa mencapai puncak Padar, namun jangan salah, foto-foto yang ada di media sosial kebanyakan diambil bukan dari puncak tapi dari pos perhentian 1, untuk ke puncak masih sekitar 200 meter dari pos tersebut.
dari Puncak Padar (photo by Eto Tjeme)
Memang keindahan Pulau Padar sudah terasa dari Pos 1 yang berjarak sekitar 100 meter dari bibir pantai, terlihat jelas lekukan di masing-masing sisi dengan tebing curam seolah membentuk 3 danau dalam satu pulau.
Di puncakpun jalan semakin sempit, untuk yang tidak punya nyali sebaiknya jangan terlalu ke atas karena angin kencang bisa membuat anda tergelincir. Tidak ada pagar pembatas sementara di sisi kiri kanan sudah jurang dan langsung ke laut. Lagipula burung Elang di sana juga cukup liar. Bagi yang suka birding di puncak tawarkan objek Elang laut dada putih.
 
mandi setelah menikmati keindahan Gili Padar (photo by Eto Tjeme)
Hari semakin terik dan tidak terdapat pohon rindang di sana untuk berteduh, kalaupun ada hanya pohon-pohon kecil dan jika pengunjung kebetulan banyak maka kita harus antri untuk berteduh, jadi jika yang kulitnya sensitif mending siapkan sekalian dengan sunblock/SPF, saya harus segera turun kembali ke tambatan. Jalan pulangpun kita harus berhati-hati karena curam dan licin.
Saat sampai di tambatan kita tak perlu buru-buru untuk kembali ke kapal. Bisa mandi-mandi atau snorkling. Laut di pesisir pantai Padar sangat sejuk, dipadu dengan pasir putih dan tanpa bebatuan membuat kita semakin betah berlama-lama di dalam air.
Bagi yang ingin pre-wedding, Padar menjadi salah satu spot terbaik di dunia.

photo by Eto Tjeme
Pulau Padar/Gili Padar, kumiko, misumi, terumi....







Komentar

Postingan Populer