air terjun Aimitat dan kesejukan jiwa
Sambil menikmati secangkir kopi robusta Bajawa, Dyan, gadis
petualang dan pemberani asal Bola-Sikka dan sahabat saya bbm, mengajak saya
untuk sama-sama menjelajahi air terjun Aimitat yang katanya lagi viral dan
mulai dikunjungi banyak warga Maumere dan sekitarnya sebulan terakhir. Sempat
juga mengetahui tempat ini dari sosial media seperti facebook dan group WA.
Akh! Kebetulan saja lagi tak punya kesibukan, kandang ayam sudah beres, cat
besi gerbang pagar juga sudah, tanpa bertanya saya langsung saja mengiyakan
sambil tentukan lokasi temu biar bisa berangkat sama-sama selanjutnya siapkan ‘senjata’
untuk bekal di sana (kamera, air mineral, jas hujan, dsb)
Aimitat merupakan salah satu dusun yang ada di Kelurahan Wailiti,
Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur. Dari Maumere, ibukota Kabupaten Sikka,
kami menuju ke sana dengan sepeda motor, jarak tempuhnya juga tidak terlalu
jauh, sekitar 5 KM, akses ke dusun itu juga mudah karena jalan sudah beraspal.
photo by Eto Tjeme |
Bersama beberapa rombongan yang juga ingin ke sana, kami menyewa pemuda
warga lokal sebagai penunjuk jalan (biayanya berdasarkan kesepakatan bersama),
sepanjang perjalanan kami disuguhi pemandangan alam yang sangat indah, kota
Maumere dari ketinggian bisa kita saksikan, sejenak kami berhenti untuk sekedar
foto-foto bersama, kemudian kami melanjutkan perjalanan dengan menyusuri
perkebunan warga dan kali. Sekitar 6 kali kecil yang kami lewati. Menurut guide
jika curah hujan cukup tinggi maka kali-kali kecil tersebut agak sulit
disusuri, untungnya saat ini musim hujan sudah berlalu.
photo by Eto Tjeme |
Dari ujung Dusun Aimitat ke air terjun tersebut topografinya juga
tidak terlalu curam, namun ada beberapa titik yang mengharuskan kami ekstra tenaga
untuk mencapainya maklum jarang juga trekking dikarenakan kesibukan dan
rutinitas kantor. Karena kali pertama kami ke tempat ini mungkin turut
mempengaruhi stamina dan pikiran kami, apalagi guide lokal selalu meyakinkan
kami kalau lokasi air terjun tidak terlalu jauh, hmmm di balik bukit terus tapi
tak sampai-sampai. Hampir 3 jam kami bisa mencapai tempat ini, setelah sampai
segala lelah dan letih terbayar lunas sudah, akh! Benar-benar indah seperti
cerita para sahabat.
photo by Eto Tjeme |
photo by Eto Tjeme |
Om Eto, boleh kami minta satu foto untuk promosi potensi wisata ini di media kami Ekora NTT?
BalasHapus